Kamis, 04 November 2010

Cerpen

CERPEN

1. Sinopsis :

Suatu malam , saat semua orang telah tertidur lelap , Rakie si piano tua diseret dan dinaikkan ke truk besar. Kemudian , Rakie dibawa dan ditinggalkan begitu saja disebuah taman yang sangat jauh dari rumah. Rakie sedih. Apakah dia bisa pulang ? Apa yang akan terjadi padanya ? Pengalaman apa saja yang bisa kamu alami dengannya ?

2. a. Latar Tempat : Rumah Nenek

b. Latar Waktu : Pada hari Minggu

3. Cerita yang diadaptasi :

Pada hari minggu , ayah mengajak Sifi ke rumah neneknya, Sifi sangat kaget melihat rumah itu. Rumahnya sangat kotor karena belum dibersihkan. Ayah dan Sifi membantu nenek membersihkan rumah. Pada saat Sifi masuk ke suatu ruangan, ia melihat piano tua besar berwarna hitam. Lalu Sifi mendengar seseorang berbicara. Padahal tidak ada siapa-siapa disana. Ternyata yang berbicara adalah sebuah piano. Sifi sangat bingung sehingga ia menanyakan beberapa pertanyaan. Ternyata piano itu pernah dibuang. Dia bisa berbicara karena dia dibuat oleh pohon ajaib. Nama piano itu adalah Rakie. Lalu Sifi memainkan Rakie dengan merdu dan indah. Rakie juga bisa memainkan lagu yang indah. Tiba –tiba ayahnya memanggilnya dan mengajaknya pulang. Sifi langsung berpamitan dengan Rakie. Dan dia masih bertanya-tanya pada dirinya apakah kejadian itu benar-benar terjadi.


4. Pesan Pengarang :
Senangnya bukuku ini sudah terbit. Alhamdulillah pada Allah S.W.T atas limpahan karunianya. Dan nabi muhammad saw yang memberikan contoh agar aku berbuat kebajikan terus. Terimakasih pada orang-orang yang telah mendukungku , membantuku dan membuatku senang. Pesan saya adalah banyaklah membaca buku-buku dan majalah. Mulailah menulis apa saja karena itu tidak sulit. Jangan takut di tertawakan , jangan putus asa , dan jangan takut jelek. Selain berkarya menulis , teman-teman boleh mendalami bidang lain yang disukai. Kuharap kalian suka buku ku.












“ My Piano My Best Friend “

Sifi adalah seorang anak perempuan yang pintar dan patuhpada orangtuanya. Pada hari minggu , dia diajak ayahnya pergi berkunjung ke rumah nenek. Rumahnya cukup besar, tapi sudah tua. “ ini rumah nenek ? “ tanya Sifi tak percaya.” Ya, sayang. Ayo, kita ke kamar nenek untuk bertemu dengannya !” jawab ayah. Saat masuk ke dalam rumah, debunya banyak sekali. “hacih” sifi bersin-bersin. Debu beterbangan. ” Halo, Sifi “ sambut nenek tiba-tiba. “ nenek , aku sangat merindukan nenek” ucap sifi sambil memeluk neneknya.
“ Mengapa rumah nenek kotor begini?” tanya ayah. “ Kemarin, nenek baru pulang dari medan. Jadi, sudah berminggu-minggu rumah ini belum dibersihkan. Nenek ambil sapu dulu”. “ aku ikut membantu,” jawab ayah. “ aku juga “ jawab Sifi. Akhirnya , mereka ber-3 bekerja bakti membersihkan rumah. Nenek mengelap kaca, Sifi menyapu, dan ayah mengecat tembok rumah yang sudah luntur dan retak-retak. Ketika Sifi memasuki sebuah kamar, dia melihat sebuah piano tua berwarna hitam gelap. Dilapnya debu-debu yang menutupi piano itu. “ Terimakasih kawan “ tiba-tiba terdengar suara. Sifi kaget , tak tahu siapa yang berbicara.Dia menengok ke kiri dan ke kanan. “ aku si piano ! “lanjut suara tadi. Sifi menetap piano itu tak berkedip. Dia melihat sepasang mata. “ bukan,bukan kamu yang berbicara kan ? “ tanya Sifi ragu.
“ tentu saja aku. Ini aku yang bicara “ balas si piano. Piano tua memperlihatkanmulutnya. “ ah, tak mungkin. Piano tak dapat berbicara” Sifi menggeleng-gelengkan kepalanya. “ tapi, mengapa aku bisa ? “. “ hmm, apakah nenekku tahu kalau kamu bisa berbicara?” . “ nenek ?siapa nenek ? aku belum pernah bertemu dengan nenek. Hanya kamu dan kawan lamaku” jelas di piano terkejut. “ namaku Sifi. Kamu siapa ?” . “aku si piano tua. Aku tak punya nama , tapi panggil saja aku Fred. Nama yang bagus. Atau, oh iya jangan Fred deh. Lebih bagus rakie. Ya, namaku rakie saja”. “ rakie , siapa saja teman-teman mu ?”. “ dulu aku berada di rumah seorang anak laki-laki. Saat dia berulang tahun, dia meminta seorang asisten untuk mengurus dan menemaninya, karena orangtuanya sering bepergian dan dia kesepian. Ayah dan ibunya menurutinya. Ternyata , si asisten membenci piano. Padahal sebaliknya, anak laki-laki itu senang memainkan lagu-lagu di piano, yaitu aku.
Suatu malam ,saat orang-orang sudah tidur lelap semua, sang asisten menyeretku ke luar dan menaruhku di sebuah truk besar. Sendirian dia mengemudikan truk itu dan membawaku ke taman yang jauh. Jauh drai rumah tempat asalku. Diseretnya dan ditinggalkannya aku di taman sendirian. Keesokan harinya, seorang polisi menemukanku. Dia membawaku ke sebuah rumah. Tak tahu rumah siapa , karena aku ditaruh di dalam dus besar”.”hmm, pengalaman yang menyedihkan ya “ sahut Sifi sedih. “ aku akan beritahu nenekdan ayahku saja ya, agarkamu , piano yang bisa berbicara, bisa jadi berita dan masuk koran” sambung Sifi bersemangat. Dia melangkah ke luar ruangan. “ jangan! Ini rahasia, Sifi . Jangan! Kumohon !” pinta rakie. Sifi berbalik dan duduk di tempat duduk piano. Dia mulai memainkan lagu.
“domirefamisolmi” senandungnya menyanyikan not-not lagu kesukaannya. Lagu yang indah dan merdu. “ sidoremiredo “ lagu pun selesai dimainkan. “ wah , kamu memang ahli memainkan lagu, Sifi “ puji Rakie. “ ah. Tak begitu pintar sih. Apa kamu bisa memainkan lagu juga ? “ Sifi balik bertanya. “ tentu dong “ rakie mulai memainkan sebuah lagu indah, tanpa ada seorang pun yang memencet tuts piano. Tuts itu bermain sendiri!. “ mimisolsolrefa” lagu yang juga enak didengar. Sifi bertepuk tangan. “ kamu tahu, Sifi ?” tanya rakie. Aku menyukai persahabatan. Aku senang punya sahabat”. “ mengapa ? kamu cuma kenal beberapa orang saja. Hanya sedikit yang mengenalmu “.
“walaupun sahabatku sedikit, tapi aku senang. Sebenernya aku suka berkenalan dengan siapa saja” terang Rakie sambil tersenyum. Dia terlihat sangat bahagia.” Ngomong-ngomong, bagaimana kamu dapat bicara ?”.”dulu, pembuatku menebang pohon ajaib. Pohon itu dia bentuk jadi piano. Itulah aku. Pohon ajaib membuatku memiliki mata dan mulut”. Sifi mengangguk-angguk mengerti.” Sifi ! Ayo, kita pulang!” terdengar teriakan ayahnya dari luar. “ sepertinya, waktu kita habis” sesal Sifi. “ ya benar “. Segera dia keluar ruangan dan melambaikan tangannya pada Rakie. Ayahnya sudah menunggu di dalam mobil. Cepat-cepat , Sifi berpamitan pada nenek dan masuk ke mobil. Apakah tadi itu bukan mimpi ? apakah aku tadi benar-benar bertemu dan berkenalan dengan piano yang suka bersahabat ? tanyanya dalam hati. Menurutmu apakah dia benar-benar bertemu Rakie ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar